Pengembangan
Pembenihan Komoditas Air Payau di UPTD SPAPAL Sebulu
Sering menjadi pertanyaan banyak pihak, UPTD SPAPAL Sebulu yang
notabenenya memiliki lingkungan perairan tawar melakukan pembenihan Air Payau?
Komoditas apa yang dibudidayakan di UPTD ini?
Selain jenis ikan introduce dan ikan lokal, UPTD SPAPAL Sebulu juga
membudidayakan Udang Galah yang pada proses pembenihannya, komoditas ini masuk
kategori pembenihan air payau dikarenakan siklus hidup udang galah menempati
dua habitat yang berbeda yakni air payau pada fase larva dan air tawar pada
fase muda dan dewasa.
Pada habitat aslinya, fase larva
udang galah harus mendapatkan perairan payau segera setelah menetas paling
lambat 3-5 hari. Larva akan berkembang hingga mencapai juvenile diperairan
payau dan kemudian bermigrasi ke perairan tawar, ke sungai dan sebagainya. Di
alam udang galah dapat berpijah di daerah air tawar pada jarak lebih dari 100
km dari muara/laut dan membiarkan larvanya ikut terbawa aliran sungai mencapai
laut dengan resiko kematian yang tinggi (Hadie dan Supriatna, 1985).
Berdasarkan kondisi itulah mengapa UPTD SPAPAL Sebulu cukup ideal sebagai lokasi perbenihan komoditas ini. Adapun sumber air payau untuk kegiatan pembenihan diperoleh dengan cara menambahkan air asin dengan air tawar hingga mencapai salinitas sesuai kebutuhan larva. Pemeliharaan larva pada bak berlangusng selama kurang lebih 30 hari, dimulai pada stadia 2 dengan salinitas 12ppt dan suhu 30Oc, larva diberi makan dengan pakan alami dan buatan hingga mencapai fase juvenile di hari ke 20, yang mana pada fase ini bentuk tubuh udang sudah sempurna sehingga mulai dilakukan penurunan salinitas dengan cara menambahkan air tawar setiap 2 hari sekali hingga air bak pemeliharaan mencapai salinitas 0 ppt. Pada kondisi ini, udang sudah siap dilepas ke wadah pembesaran dengan lingkungan perairan tawar.
Sumber : Staf Produksi UPTD SPAPAL Sebulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar